Pelayanan Kesehatan Primer dilakukan dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pendekatan Primary Health Care (PHC) melalui 3 (tiga) strategi utama yaitu integrasi pelayanan kesehatan primer perorangan dan masyarakat, pemberdayaan individu dan masyarakat, serta kebijakan dan aksi multi sektor. Strategi global pelayanan kesehatan berfokus pada individu (peoplecentred, terintegrasi guna mewujudkan pelayanan yang lebih komprehensif, responsif dan terjangkau untuk mengatasi beragam kebutuhan kesehatan yang diperlukan masyarakat. Melalui pendekatan ini diharapkan setiap orang memiliki pengetahuan dan dukungan yang dibutuhkan untuk mampu membuat keputusan dan berpartisipasi dalam perawatan kesehatannya. Penguatan pelayanan kesehatan primer penting dilakukan karena fakta yang ada menunjukkan capaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan tahun 2023 masih jauh dari target yang ditetapkan dan beban kesehatan yang masih tinggi serta sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia merupakan kasus yang dapat dicegah. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan primer belum cukup kuat dalam merespon masalah kesehatan. Transformasi pelayanan kesehatan primer bertujuan untuk terwujudnya kesehatan primer yang komprehensif dan berkualitas, dengan sasaran strategis: 1. Menguatnya promotif preventif di FKTP melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan pendekatan keluarga 2. Terpenuhinya sarana, prasarana, obat, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan alat kesehatan pelayanan primer 3. Menguatnya tata kelola manajemen pelayanan kolaborasi publik-swasta dalam mencapai Universal Health Coverage (UHC) Puskesmas merupakan yang terdepan dalam pemberian pelayanan kesehatan primer, saat ini sudah mencapai 10.416 Puskesmas (Kepmenkes No. 2099 Tahun 2023). Sedangkan Pustu merupakan perpanjangan tangan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan di wilayahnya. Keberadaan Pustu diharapkan dapat memudahkan akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan. Namun, data capaian SPM Bidang Kesehatan Kabupaten memperlihatkan bahwa pelayanan primer dengan skema jaringan dan jejaring di atas belum cukup efektif mencakup seluruh sasaran masyarakat. Hal ini menyiratkan perlu dilakukan pendekatan baru dalam pemberian pelayanan, untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung bermaksud menyelenggarakan peningkatan pemahaman tentang penyelenggaraan pelayanan yang terintegrasi melalui orientasi penyelenggaraan ILP bagi Petugas Pustu
Meningkatkan kapasitas dan keterampilan petugas pustu/poskesdes agar dapat melakukan pelayanan kesehatan sesuai siklus hidup sesuai konsep integrasi pelayanan kesehatan primer di pustu.
Setelah mengikuti Orientasi, peserta mampu:
1) Melakukan Pengelolaan Pustu sesuai ILP
2) Melakukan pelayanan kesehatan dasar pustu bagi Ibu Hamil dan Ibu
Menyusui
3) Melakukan pelayanan kesehatan dasar pustu bagi Bayi dan Balita
4) Melakukan pelayanan kesehatan dasar pustu bagi Anak Usia Sekolah dan
Remaja
5) Melakukan pelayanan kesehatan dasar pustu bagi masyarakat usia Produktif
dan Lanjut Usia
6) Melakukan komunikasi efektif