Diabetes melitus (DM) kini menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Kondisi ini telah mencapai tingkat krisis karena prevalensinya yang terus meningkat. Berdasarkan laporan International Diabetes Federation (IDF) edisi 2023, saat ini terdapat lebih dari 537 juta orang dewasa di seluruh dunia yang hidup dengan diabetes, dan jumlah ini diproyeksikan akan mencapai 643 juta pada tahun 2030 serta 783 juta pada 2045 jika tidak dilakukan intervensi yang tepat. Pertumbuhan prevalensi ini beriringan dengan perubahan pola makan, urbanisasi, dan gaya hidup yang semakin tidak aktif, serta meningkatnya angka obesitas. Di Indonesia sendiri, diabetes menjadi salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi tertinggi. Data terbaru dari Riskesdas 2022 menunjukkan bahwa prevalensi DM pada populasi usia di atas 15 tahun telah meningkat dari 10,9% pada tahun 2018 menjadi 11,6% pada tahun 2022. Ini berarti sekitar satu dari sembilan orang dewasa di Indonesia hidup dengan diabetes, dengan perkiraan kasus baru mencapai lebih dari 1,3 juta per tahun. Peningkatan ini mencerminkan kompleksitas dalam penanganan DM yang memerlukan upaya kolaboratif untuk menekan angka komplikasi dan kematian.
Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan mengenai penatalaksanaan komprehensif DM melalui terapi insulin dan perawatan luka berbasis komplementer
● Mengidentifikasi langkah-langkah manajemen DM secara menyeluruh.
● Meningkatkan wawasan tenaga kesehatan terkait terapi insulin dan perawatan luka berbasis komplementer.
● Mengoptimalkan pelayanan kesehatan bagi pasien DM terkini berbasis bukti.
● Asuhan keperawatan dalam perawatan pasien diabetes dan ulkus diabetikum terkini berbasis bukti.