Sebanyak 2%-5% populasi anak < 3 tahun pernah menderita alergi susu sapi dengan gejala awal pada usia 2 bulan dan puncaknya terjadi pada anak usia 3 bulan. Alergi susu sapi merupakan salah satu jenis alergi makanan yang tersering terjadi pada anak-anak. Ada berbagai macam respon tubuh terhadap alergi susu sapi ini, pada saluran cerna dapat berupa mual, muntah, nyeri pada perut dan bahkan diare. Apabila keluhan alergi susu sapi tidak diwaspadai dan terus berkelanjutan, dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup anak diantaranya berupa gangguan tumbuh kembang.
Dalam keseharian praktek tenaga kesehatan sering terjadi kekeliruan dalam menetapkan apakah pasien mengalami alergi terhadap susu sapi atau intoleransi terhadap laktosa karena seringkali gejala yang ditimbulkan sama, sehingga untuk menghindari penanganan yang salah maka tenaga kesehatan perlu lebih memahami dan mengetahui perbedaan antara keduanya.
Selain itu pemahaman terhadap milestone atau tahapan tumbuh kembang anak, bentuk-bentuk stimulus serta nutrisi yang harus dipenuhi dalam asupan harían anak untuk perkembangan kognitif serta pertumbuhan fisik anak menjadi hal yang penting untuk memastikan tumbuh kembang anak optimal sehingga bisa menjadi anak-anak dengan kualitas generasi maju Indonesia.
1. Meningkatkan pemahaman peserta kegiatan yaitu tenaga kesehatan mengenai alergi susu sapi: angka kejadian, mekanisme, penyebab, gejala dan penanganannya
2. Menambah pemahaman tenaga kesehatan mengenai pentingnya mengenali gejala tidak cocok susu sapi pada saluran cerna: definisi alergi, apa yang dimaksud tidak cocok susu sapi, perbedaan antara intoleransi laktosa dengan alergi susu sapi
3. Meningkatkan pengetahuan bidan mengenai pentingnya pemenuhan nutrisi untuk anak alergi susu sapi berupa tatalaksana anak intoleransi laktosa, peran isolate protein soya utk manajemen nutrisi pada anak tidak cocok susu sapi
4. Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan mengenai pemenuhan kebutuhan zat besi untuk tumbuh kembang optimal anak dengan alergi untuk pencegahan anemia dan stunting
5. Memperbaharui pemahaman dan pengetahuan bidan mengenai tahapan tumbuh kembang anak usia 0-12 bulan
6. Meningkatkan pengetahuan bidan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak terutama di usia 1 tahun.
7. Menambah pemahaman bidan mengenai peran penting zat besi dan DHA dalam perkembangan kognitif anak: update studi klinis
8. Menginformasikan kepada bidan mengenai pentingnya monitoring dan stimulasi untuk perkembangan otak secara teratur
BIDAN