Peningkatan Drug Safety bagi Apoteker dan Tenaga Vokasi Farmasi Melalui Pemahaman Farmakovigilans Angkatan 1

RS Akademik UGM
Penyedia Pembelajaran:RS Akademik UGM
Peningkatan Drug Safety bagi Apoteker dan Tenaga Vokasi Farmasi Melalui Pemahaman Farmakovigilans Angkatan 1Webinar
Pemula
2+
Kuota 2.000 Peserta
4.5
840 Peserta Terdaftar
Online
Berbayar

Tentang Webinar

Farmakovigilans adalah ilmu dan kegiatan yang berkaitan dengan pendeteksian, penilaian, pemahaman, dan pencegahan efek samping atau masalah lain yang terkait dengan obat/vaksin. Farmakovigilans juga dapat diartikan sebagai proses dan ilmu untuk memantau keamanan obat-obatan. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko dan meningkatkan manfaat obat-obatan. Semua obat dan vaksin menjalani pengujian ketat terkait keamanan dan kemanjuran melalui uji klinis sebelum diizinkan untuk digunakan. Namun, proses uji klinis melibatkan studi produk-produk ini pada sejumlah kecil individu terpilih dalam jangka waktu yang singkat. Efek samping tertentu mungkin baru muncul setelah produk-produk ini digunakan oleh populasi yang heterogen, termasuk orang-orang dengan penyakit penyerta lainnya, dan dalam jangka waktu yang lama (WHO,2024). Seperti yang dijabarkan pada laporan dari World Alliance for Patient Safety yang merupakan bagian dari organisasi kesehatan dunia WHO, sebagian dari persyaratan utama program untuk meningkatkan keamanan pasien adalah kualitas dan kapasitas untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai reaksi obat yang merugikan dan kesalahan pengobatan, sehingga program ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai dasar dari tindakan pencegahan di masa yang akan datang. Oleh karena itu terdapat dua tindakan penting untuk dilakukan, yaitu mengadakan pelatihan terapi farmakologi klinis yang tepat pada semua tingkatan untuk memastikan penggunaan obat yang lebih baik, dan menciptakan suatu sistem farmakovigilans (Yoshihiko Sano, 2020). Farmakovigilans adalah terminologi yang didefinisikan oleh WHO (World Health Organization) sebagai suatu keilmuan dan aktifitas deteksi, assessment, pencegahan, pemahaman terkait efek samping obat, dan permasalahan lain dalam penggunaan suatu obat. Dulu program ini dikenal dengan istilah monitoring efek samping obat atau MESO. Jadi farmakovigilans merupakan salah satu bentuk program yang mempertegas tugas Badan POM dalam mengawal keamanan obat post-market. Dalam upaya peningkatan kompetensi farmakovigilans di Indonesia, Badan POM setiap 2 tahun sekali menggelar training farmakovigilans bagi Industri Farmasi. Program farmakovigilans yang aktif berdasarkan farmakoepidemiologi (ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dan efeknya pada sejumlah besar manusia) haruslah dibangun, karena merancang kegiatan sebelum obat disetujui untuk dipasarkan akan menguntungkan kesehatan masyarakat di Indonesia. Badan POM mengembangkan pedoman penggunaan obat dengan baik guna menyediakan dan meningkatkan sistem pelaporan farmakovigilans serta keselamatan pasien (Yoshihiko Sano, 2020). Tujuan dan fungsi dari farmakovigilans diantaranya : meningkatkan perawatan dan keselamatan pasien khususnya dalam penggunaan obat dan seluruh intervensi pengobatan; Meningkatkan kesehatan dan keamanan masyarakat khususnya dalam penggunaan obat; Menemukan masalah terkait dengan penggunaan obat dan menyampaikan temuan tersebut pada saat yang tepat; Memberikan kontribusi dalam penilaian manfaat, bahaya, khasiat, dan risiko obat untuk mencegah dampak yang merugikan dan untuk memaksimalkan manfaat obat tersebut; Mendorong penggunaan obat yang aman, rasional dan lebih efektif (termasuk biaya yang efisien); Meningkatkan pemahaman, pendidikan, dan pelatihan klinis dalam farmakovigilans dan komunikasi yang efektif dengan masyarakat. Pelaksanaan farmakovigilans merupakan tanggung jawab bersama dengan semua mitra yang terlibat dalam penggunaan obat, seperti otoritas kesehatan, industri farmasi atau pemegang izin edar obat, profesional kesehatan, pasien, dan asosiasi farmasi, rumah sakit dan universitas. Diperlukan pengembangan, kolaborasi, koordinasi, komunikasi dan hubungan masyarakat yang efektif di antara para pemangku kepentingan (BPOM,2020). Dalam laporannya, Preventing Medication Errors (Mencegah Kesalahan Pengobatan ), Institute of Medicine (IOM) mendefinisikan kesalahan pengobatan sebagai “setiap kesalahan yang terjadi dalam proses penggunaan obat”. Contohnya termasuk dosis yang salah diresepkan, dosis yang salah diberikan untuk obat yang diresepkan, atau kegagalan memberikan obat (oleh penyedia layanan kesehatan) atau meminum obat (oleh pasien). Penelitian telah menunjukkan bahwa setidaknya ada satu kesalahan pengobatan per pasien rumah sakit per hari. Keamanan obat untuk pasien dapat memastikan kesejahteraan pasien, menjaga kesehatan pasien dengan membuat keputusan yang tepat tentang risiko dan manfaat obat, mencegah bahaya serius bagi pasien akibat interaksi obat dan kejadian buruk. Dampaknya jika tidak perhatikan keamanan pengobatan akan menimbulkan masalah yang berkaitan dengan keamanan obat seperti (farmakovigilans, reaksi obat yang tidak diharapkan ,pelaporan reaksi obat yang tidak diinginkan ; kesalahan pengobatan (kesalahan peresepan dan penulisan resep, kesalahan transkripsi, kesalahan pemberian, kesalahan pemberian, dan kesalahan diagnostik); pengobatan sendiri dan pengobatan sendiri dengan antibiotik; resistensi antibiotik ; masalah yang berkaitan dengan obat; obat palsu dan di bawah standar; penyalahgunaan dan penggunaan obat yang salah; penyimpanan obat; pembuangan obat; keamanan obat untuk geriatri; keamanan obat untuk pediatri; keamanan obat selama kehamilan; keamanan obat selama menyusui; keamanan obat herbal; keamanan vaksin) yang mempengaruhi orang dan keluarga mereka, otoritas obat, kementerian kesehatan, meningkatkan morbiditas, mortalitas, masuk ke rumah sakit, lamanya rawat inap, yang meningkatkan biaya terapi dan mempengaruhi pengeluaran kesehatan di negara tersebut (Mohammed,2023). Peran tenaga farmasi pada farmakovigilans dan peningkatan keamanan obat di Indonesia diantaranya : mendeteksi, mencatat kejadian tidak dinginkan dan melakukan penilaian kausalitas, melaporkan setiap kejadian tidak diinginkan serius dan tidak serius yang tidak diduga akibat penggunaan obat, menyampaikan informasi ini secepat mungkin kepada pusat farmakovigilans baik di provinsi maupun nasional menggunakan formulir kuning dan sistem pelaporan daring/online, menyimpan dokumen klinis kejadian tidak diinginkan, mencari informasi data keamanan obat yang lazim diresepkan, diedarkan atau diberikan, mengedukasi pasien agar menginformasikan kepada tenaga profesional kesehatan jika diduga mengalami kejadian tidak diinginkan terkait penggunaan obat, melakukan tindakan yang dianjurkan oleh pusat farmakovigilans nasional. Berdasarkan uraian di atas farmakovigilans terus memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh berbagai macam dan potensi obat yang terus meningkat, yang semuanya membawa potensi bahaya yang tak terelakkan dan terkadang tak terduga. Ketika efek samping dan toksisitas muncul, terutama ketika sebelumnya tidak diketahui, penting untuk melaporkan, menganalisis, dan mengomunikasikan signifikansinya secara efektif kepada khalayak yang memiliki pengetahuan untuk menafsirkan informasi tersebut. Untuk semua obat, ada keseimbangan antara manfaat dan potensi bahaya. Bahaya dapat diminimalkan dengan memastikan bahwa obat-obatan yang berkualitas baik, aman, dan berkhasiat digunakan secara rasional, dan bahwa harapan dan kekhawatiran pasien diperhitungkan ketika keputusan terapeutik dibuat. Untuk mencapai hal ini pentingnya peran tnaga farmasi pada farmakovigilans dan peningkatan keamanan obat, serta meningkatkan pemahaman dan selalu mengembangkan keilmuan. Oleh karena itu,dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan pelayanan profesi kesehatan Generation Medical Event (GME) bersama Rumah Sakit Akademik UGM bermaksud menyelenggarakan webinar kefarmasian dengan topik “Peningkatan Drug Safety bagi Apoteker dan Tenaga Vokasi Farmasi Melalui Pemahaman Farmakovigilans”

Target Peserta

Check icon
Tenaga Vokasi Farmasi Level 6 (3 SKP)
Check icon
Tenaga Vokasi Analis Farmasi dan Makanan Level 5 (2 SKP)
Check icon
Apoteker (5 SKP)
Check icon
Tenaga Vokasi Farmasi Level 5 (3 SKP)
Check icon
Apoteker Spesialis (5 SKP)
Check icon
Tenaga Vokasi Farmasi (3 SKP)

Tujuan Webinar

B. Tujuan Kegiatan Tujuan Umum Setelah mengikuti webinar ini, peserta dapat mengetahui peningkatan drug safety bagi apoteker dan tenaga vokasi farmasi melalui pemahaman farmakovigilans. Tujuan Khusus Setelah mengikuti webinar ini peserta mampu : 1) Memahami implementasi farmakovigilans di Indonesia. 2) Memahami Drug Relate Problem (DRPS). 3) Memahami triger tool untuk mendeteksi kejadian tidak diharapkan akibat penggunaan obat. 4) Memahami peran tenaga farmasi dalam pemantauan efek samping obat merugikan. 5) Memahami pentingnya pendidikan. Farmakovigilans pada tenaga apoteker dan tenaga vokasi farmasi.

Kompetensi

-

Tanggal Pelaksanaan

Minggu, 04 Mei 2025 pukul 01:00 s/d Selasa, 06 Mei 2025 pukul 16:59

No Kontak Penyedia Webinar

Konten Webinar

Konten yang akan diajarkan dalam Webinar ini antara lain:
Yang Anda dapatkan di webinar ini :
JPL5 JPL
Satuan Kredit Profesi (SKP)5 Satuan Kredit Profesi (SKP)
total durasi0 Menit total video Pembelajaran
bahan bacaan5 Bahan bacaan
konten5 Konten dapat diunduh
sertifikatSertifikat kelulusan

Ulasan Webinar dari Peserta

Evaluasi Fasilitator
0
0/5 (0 Ulasan)
Evaluasi Modul0
0/5 (0 Ulasan)
Evaluasi Penyelenggara0
0/5 (0 Ulasan)