Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI)

Pegawai Kementerian Kesehatan

Nutrisionis Level 5

Modul

Opening

Skrining Gizi

MP1. Sub Materi Pokok 1. Pengertian Skrining Gizi

MP1. Sub Materi Pokok 2. Tujuan Skrining Gizi

MP1. Sub Materi Pokok 3. Komponen Skrining Gizi

MP1. Sub Materi Pokok 4. Jenis Skrining Gizi

MP1. Sub Materi Pokok 5. Kriteria Penentuan Skrining Gizi

Kuis Materi Pokok 1

Materi Pokok 1. Konsep Dasar Skrining Gizi

MP2. Sub Materi Pokok 1. Skrining Gizi Pada Pasien Dewasa

MP2. Sub Materi Pokok 2. Skrining Gizi Pada Pasien Anak

MP2. Sub Materi Pokok 3. Skrining Gizi Pada Lanjut Usia

MP2. Sub Materi Pokok 4. Skrining Gizi Pada Kondisi Khusus

Kuis Materi Pokok 2

Materi Pokok 2. Perangkat Skrining Gizi

MP3. Sub Materi Pokok 1. Persiapan hasil skrining gizi klien/ pasien

MP3. Sub Materi Pokok 2. Penilaian kembali hasil skrining gizi

MP3. Sub Materi Pokok 3. Interpretasi data skrining gizi

MP3. Sub Materi Pokok 4. Komunikasi dengan perawat

Kuis Materi Pokok 3

Materi Pokok 3. Teknik Verifikasi Skrining Gizi

MP4. Sub Materi Pokok 1. Cara pengisian formulir skrining gizi pasien dewasa dengan  formulir Malnutrition Screening Tool (MST)

MP4. Sub Materi Pokok 2. Cara pengisian formulir skrining gizi pasien anak dengan  formulir StrongKids

Kuis Materi Pokok 4

Materi Pokok 4. Teknik Pendokumentasian & Verifikasi

Post Test

Post Test Skrining Gizi

Tahapan pelayanan gizi di fasyankes diawali dengan skrining/penapisan gizi. Skrining gizi bertujuan untuk engidentifikasi pasien/klien yang berisiko, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud antara lain pasien dengan kelainan metabolik; hemodialisis; pasien anak; geriatrik; kanker dengan kemoterapi/radiasi; luka bakar; pasien dengan imunitas menurun; sakit kritis dan sebagainya. Rekomendasi ESPEN dan ASPEN, skrining gizi dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah masuk RS. Metode skrining sebaiknya singkat, cepat dan disesuaikan dengani sumber daya dan kebijakan di masing-masing fasyankes. Skrining gizi sangat berperan dalam mengurangi kejadian malnutrisi di fasyankes. Sebagai alat deteksi dini di awal perawatan, sangat bermanfaat dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi upaya perawatan pasien. Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko malnutrisi, maka dilakukan asesmen/ pengkajian gizi lanjut dengan langkah-langkah proses asuhan gizi terstandar oleh Dietisien. Sedangkann pada pasien dengan status gizi baik atau tidak berisiko malnutrisi, maka dilakukan asesmen gizi awal dan dianjurkan dilakukan skrining ulang/ skrining lanjut setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang/ skrining lanjut berisiko malnutrisi maka dilakukan proses asuhan gizi terstandar.

Tahapan pelayanan gizi di fasyankes diawali dengan skrining/penapisan gizi. Skrining gizi bertujuan untuk engidentifikasi pasien/klien yang berisiko, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud antara lain pasien dengan ...

Skrining Gizi (Dietisien)

Skrining Gizi (Dietisien)

Tentang MOOC

Target Peserta

Tujuan MOOC

Kompetensi

Tanggal Pelaksanaan

No Kontak Penyedia MOOC

Konten MOOC

Ulasan MOOC dari Peserta