RS Akademik UGM

Manajemen Kesehatan

Ners Spesialis Keperawatan Jiwa

Dokter Spesialis Psikiatri

Psikologi Klinis

Pengantar mengenai konsep dasar dan tujuan pemeriksaan status mental

Sesi Diskusi dan tanya jawab terkait pengantar

Tata Cara Pemeriksaan Status Mental dan Teknik dokumentasi

Tata Cara Pemeriksaan Status Mental dan Teknik dokumentasi dan Penulisan laporan yang efektif

Sesi Diskusi dan tanya jawab terkait tata cara pemeriksaan status mental

Studi Kasus

Sesi Diskusi dan tanya jawab terkait studi kasus

Sesi Diskusi dan tanya jawab terkait Studi Kasus

POST TEST

<p>I. Kerangka Acuan/TOR Kegiatan Latar Belakang Kegiatan Pada tanggal 14 Juni 2025 IPK Indonesia Wilayah Jawa Barat akan menyelenggarakan kegiatan terkait Pemeriksaan Status Mental (Mental Status Examination atau MSE) yang membahas mengenai instrumen dan teknik untuk penilaian yang efektif bagi tenaga kesehatan profesional. Pemeriksaan Status Mental (Mental Status Examination atau MSE) merupakan salah satu komponen esensial dalam asesmen klinis yang digunakan oleh berbagai profesi dalam layanan kesehatan jiwa, seperti psikolog klinis, psikiater, dan perawat kesehatan jiwa. MSE memungkinkan praktisi untuk memperoleh gambaran sistematis mengenai fungsi psikologis dan neuropsikiatris seseorang pada saat pemeriksaan, yang meliputi aspek afektif, kognitif, perseptual, isi pikir, perilaku, orientasi, hingga insight. Sebagai alat bantu diagnostik dan evaluatif, MSE berfungsi tidak hanya untuk mengidentifikasi gejala psikopatologis, tetapi juga untuk merancang intervensi dan memantau efektivitas terapi. Oleh karena itu, keterampilan dalam melakukan observasi klinis yang sistematis, wawancara yang terarah, serta pencatatan yang akurat menjadi kompetensi dasar yang wajib dimiliki oleh tenaga kesehatan jiwa. Namun, dalam praktik di lapangan, sering kali dijumpai tantangan berikut: 1. Variasi pendekatan dan fokus antar profesi Masing-masing profesi memiliki fokus dan kerangka teoretis yang berbeda dalam memahami gejala dan perilaku pasien. Perbedaan ini dapat menjadi sumber kekayaan wawasan, namun juga bisa menimbulkan ketidaksinkronan bila tidak ada pemahaman bersama. 2. Keterbatasan pelatihan terstruktur dan kolaboratif Meskipun MSE merupakan bagian dari kurikulum pendidikan profesi, pelatihan terstruktur yang menekankan pada praktik lintas disiplin sering kali belum tersedia secara luas. Akibatnya, kompetensi dalam melakukan MSE cenderung berkembang melalui pengalaman langsung, bukan melalui pembelajaran yang terstandar. 3. Kebutuhan layanan kesehatan jiwa yang berbasis tim Layanan kesehatan jiwa di era kini menekankan pendekatan kolaboratif dan interprofesional. Untuk mendukung hal ini, diperlukan pemahaman bersama mengenai konsep, teknik, dan pelaporan MSE agar seluruh tim memiliki bahasa klinis yang selaras dalam membaca kondisi pasien.4. Kurangnya penggunaan instrumen pendukung berbasis bukti Berbagai instrumen seperti Mini Mental State Examination (MMSE), Brief Psychiatric Rating Scale (BPRS), atau Mentalization-Based Observation Tool dapat memperkaya hasil MSE. Namun penggunaannya masih terbatas, terutama karena minimnya pelatihan aplikatif yang membekali tenaga kesehatan untuk mengintegrasikan instrumen tersebut secara tepat. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam mengenai Pemeriksaan Status Mental (Mental Status Examination atau MSE) sangat penting untuk membantu berbagai profesi dalam layanan kesehatan jiwa, seperti psikolog klinis, psikiater, dan perawat kesehatan jiwa. Selain itu, pemahaman mengenai MSE dibutuhkan oleh mahasiswa profesi dari bidang psikologi klinis, keperawatan jiwa, maupun pendidikan dokter spesialis kejiwaan. Mahasiswa profesi bidang tersebut berada pada fase kritis transisi dari pembelajaran teoritis ke praktik klinis, di mana keterampilan MSE menjadi landasan utama dalam asesmen dan diagnosis. Dengan kegiatan ini, mahasiswa profesi akan memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai pentingnya MSE, baik dalam konteks pendidikan, praktik klinis, maupun kolaborasi antarprofesi. Kehadiran mereka juga akan memperkaya dinamika kegiatan, menciptakan ruang belajar yang dialogis antara generasi baru dan praktisi senior.&nbsp;</p>

I. Kerangka Acuan/TOR Kegiatan Latar Belakang Kegiatan Pada tanggal 14 Juni 2025 IPK Indonesia Wilayah Jawa Barat akan menyelenggarakan kegiatan terkait Pemeriksaan Status Mental (Mental Status Examination atau MSE) yang membahas mengenai instrumen dan...

Webinar Pemeriksaan Status Mental: Instrumen dan Teknik untuk Penilaian yang Efektif bagi Tenaga Kesehatan Profesional Angkatan 1

Webinar Pemeriksaan Status Mental: Instrumen dan Teknik untuk Penilaian yang Efektif bagi Tenaga Kesehatan Profesional Angkatan 1

Tentang Webinar

Target Peserta

Tujuan Webinar

Kompetensi

Tanggal Pelaksanaan

No Kontak Penyedia Webinar

Konten Webinar

Ulasan Webinar dari Peserta