Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting nasional
tercatat sebesar 21,6%, menjadikan stunting sebagai salah satu masalah kesehatan
utama di Indonesia [1]. Penyebab dan faktor risiko stunting sangat beragam, meliputi
status kesehatan dan nutrisi ibu, praktik pemberian makan pada anak, paparan
infeksi, sanitasi, dan akses terhadap layanan kesehatan [1,2]. Faktor-faktor ini
membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam periode 1.000 hari pertama
kehidupan – sejak konsepsi hingga usia dua tahun. Selama periode ini, otak, sistem
imun, dan tubuh anak berkembang sangat pesat, sehingga asupan gizi yang baik
berdampak besar pada kesehatan dan kemampuan anak di masa depan. Jika anak
mengalami kekurangan gizi atau infeksi berulang dalam fase ini, hal tersebut dapat
menghambat pertumbuhan (stunting) dengan efek yang sering kali bersifat
permanen.
Untuk menurunkan prevalensi stunting, diperlukan kolaborasi lintas disiplin dari
berbagai tenaga kesehatan seperti dokter umum, spesialis anak, spesialis obstetri
dan ginekologi, bidan, perawat, dan ahli gizi. Webinar ini akan memberikan
wawasan mendalam tentang strategi pencegahan stunting, sekaligus peran penting
masing-masing pihak dalam menangani faktor-faktor risiko tersebut guna
memastikan anak-anak Indonesia tumbuh dan berkembang secara optimal [3].
● Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan tentang pentingnya
periode 1.000 hari pertama kehidupan dalam mencegah stunting dan
dampaknya terhadap perkembangan anak.
● Memberikan informasi terkini tentang faktor-faktor risiko utama
stunting, termasuk status gizi ibu, praktik pemberian makan pada anak,
dan pertumbuhan janin pada masa prenatal
● Mendorong kolaborasi lintas disiplin antara dokter, bidan, perawat, dan
ahli gizi dalam mengidentifikasi dan menangani kasus stunting sejak
dini.
● Mengajarkan strategi pencegahan stunting berbasis bukti yang dapat
diterapkan dalam praktik klinis dan layanan kesehatan masyarakat.
Memperkuat peran dan keterlibatan tenaga kesehatan dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting nasional sesuai dengan target kesehatan Indonesia.