Direktorat Gizi dan KIA

Layanan Primer

Semua Profesi Nakes

Semua Profesi Lainnya

Optimalisasi Tumbuh Kembang  Remaja

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Kesehatan Kulit Remaja

Indonesia merupakan negara yang mempunyai tiga masalah gizi (triple burden) yaitu kekurangan gizi (stunting dan wasting), kelebihan gizi (overweight dan obesitas) dan kekurangan zat gizi mikro seperti anemia. Prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia masih tinggi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Mengacu pada undang–undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan Peraturan Presiden No 72 tahun tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, kelompok remaja putri merupakan sasaran kelompok prioritas atau kelompok rawan.Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi anemia adalah 26,8% pada usia 5-14 tahun dan 32% pada usia 15-24 tahun. Kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sesuai standar masih sangat rendah, hanya 1,4% pada 2018 (Riskesdas, 2028) dan 61,6% (Data Rutin Sigizi Terpadu, 2023) dari target 75% pada 2023. Menurut RPJMN 2020-2024, target stunting harus diturunkan menjadi 14% pada 2024 melalui intervensi spesifik dan sensitif. Berdasarkan Peraturan Presiden No 72 tahun tahun 2021, remaja putri konsumsi TTD ditargetkan 58% pada tahun 2024. Sementara berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, target remaja putri mengonsumsi TTD 2024 sebesar 90%. Hal ini, membutuhkan strategi penguatan edukasi dan penerapan konsumsi TTD melalui Aksi Bergizi yang terintegrasi dengan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M), sekolah/madrasah sehat, serta kegiatan di luar sekolah seperti posyandu dan Saka Bakti Husada.Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023, situasi kesehatan anak usia sekolah dan remaja masih belum sesuai harapan. Dari masalah gizi terlapor, menunjukkan 19,7% anak 5-12 tahun mengalami overweight dan obesitas; 16,2% anak 13 – 15 tahun mengalami overweight dan obesitas(16,2%); 12,1% anak 16 – 18 tahun mengalami overweight dan obesitas. Berdasarkan data GSHS tahun 2023 menunjukkan 44,4% anak 13-17 tahun mengkonsumsi minuman berpemanis ≥ 1 per hari selama 7 hari sebelum survei; 46% usia10-14 tahun dan 48,4% anak 15-19 tahun berperilaku cuci tangan dengan benar; 11,2% anak 13-17 tahun tidak pernah atau jarang mencuci tangan setelah buang air atau menggunakan toilet; 8,6% tidak menggosok gigi (selama 30 hari terakhir sebelum survei; 76,2% tidak melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit perhari; 46,8% menghabiskan waktu duduk atau berbaring ≥ 3 jam per hari (selama tidak di sekolah); 15,8% tidak mengikuti pelajaran olahraga. Data GSHS 2023 mengenai masalah Kesehatan mental dan sosial menunjukkan pada usia 13-17 sebanyak 10% tidak memiliki teman dekat dan 10,7% mencoba bunuh diri lebih dari sekali dalam 12 bulan terakhir sebelum survei. Sementara pada usia 15-24 tahun sebanyak 2% mengalami depresi dan 2,8% mengalami masalah kesehatan jiwa. Data GSHS 2023 mengenai kebisaan merokok menunjukkan 1,2% anak usia 10-14 tahun dan 16,7% anak usia 15-19 tahun merokok. Data Badan Peradilan Agama, Mahkamah Agung Indonesia tahun 2023 mengenai pernikahan dan kehamilan di kalangan remaja menunjukkan 43.083 anak usia dibawah 19 tahun mengajukan dispensasi kawin, dan sebesar 64% remaja yang menikah karena mengalami kehamilan.Dalam upaya peningkatan Kesehatan usia sekolah dan remaja diperlukan pembinaan yang dilakukan secara berkala, baik kepada remaja, petugas Kesehatan dan stakeholder terkait isu Kesehatan anak usia sekolah dan remaja. Oleh karena itu, perlu dilakukan webinar Kesehatan remaja sebagai upaya pembinaan dan percepatan sosialisasi informasi Kesehatan. Sehubungan dalam meningkatkan implementasi peningkatan Kesehatan usia sekolah dan remaja agar tumbuh dan kembang optimal, Kementerian Kesehatan bekerjasama UNFPA berupaya meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya remaja terkait Kesehatan dan gizi melalui kegiatan webinar remaja secara hybrid.

Indonesia merupakan negara yang mempunyai tiga masalah gizi (triple burden) yaitu kekurangan gizi (stunting dan wasting), kelebihan gizi (overweight dan obesitas) dan kekurangan zat gizi mikro seperti anemia. Prevalensi anemia pada remaja putri di Indo...

WEBINAR KESEHATAN REMAJA Menjadi Remaja Sehat Glowing Inside Out

Tentang Webinar

Target Peserta

Tujuan Webinar

Kompetensi

Tanggal Pelaksanaan

No Kontak Penyedia Webinar

Konten Webinar

Ulasan Webinar dari Peserta