PT. WOCARE INTI NUSANTARA

Spesifik Keprofesian

Semua Profesi Lainnya

Semua Profesi Nakes

Overview of Classification Systems in Peripheral Artery Disease (PAD)

Current Management of Peripheral Artery Disease: Surgical Techniques and Management of Postoperative Complications

Management of Wound Care in PAD Patients: A Holistic Approach

Technology for detecting PAD in primary care facilities: ankle brachial pressure index (ABPI)

Prevalensi Penyakit Arteri Perifer (PAD) terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir salah satunya disebabkan dari meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) yang terkait dengan populasi yang menua. Diperkirakan bahwa &gt;200 juta orang menderita PAD di seluruh dunia, dengan spektrum gejala mulai dari tidak ada gejala hingga kehilangan jaringan (Criqui.M 2015). PAD jarang terjadi sebelum usia 50 tahun, tetapi angkanya meningkat drastis seiring bertambahnya usia, hingga mencapai angka 29,4% pada usia &gt; 80 tahun. Pria dilaporkan memiliki prevalensi yang lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan tinggi. Sekitar setengah dari semua pasien dengan ulkus kaki diabetik (DFU) memiliki PAD (Brownrigg et al, 2015). Tidak adanya denyut nadi kaki pada presentasi awal DFU telah ditunjukkan oleh National Diabetes Footcare Audit (NDFA) memiliki hubungan yang kuat dengan kematian satu tahun (NDFA, 2019). Memang, satu dari empat orang meninggal pada usia 12 bulan jika denyut nadi kaki yang tidak ada terlihat dalam kombinasi dengan dua atau lebih karakteristik seperti Neuropati, ulkus kaki diabetik, Infeksi bakteri dan Ukuran luka &gt;dari 1 cm. Oleh karena itu, diagnosis PAD penting pada kaki diabetes, mengingat hubungannya dengan kegagalan menyembuhkan ulserasi, amputasi, kejadian kardiovaskular dan peningkatan risiko kematian dini (Brownrigg et al, 2015). Infeksi, edema dan neuropati sering muncul dengan ulserasi dan dapat berdampak buruk pada kinerja tes diagnostik PAD yang dapat diandalkan pada pasien tanpa diabetes. Pemeriksaan dan tindakan dini pada PAD dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko amputasi dan kejadian kardiovaskular, sementara menentukan perlunya revaskularisasi untuk meningkatkan penyembuhan ulkus (Brownrigg et al, 2015). Oleh karena itu, penilaian dan diagnosis PAD didasarkan pada Indikator klinis (adanya ulserasi tungkai bawah, nekrosis, gangren), Analisis gejala klaudikasio (dengan alat yang divalidasi seperti kuesioner klaudikasio Edinburgh, Penilaian subjektif dari tes Buerger, Palpasi denyut nadi, Insonasi Doppler. Bentuk gelombang arteri perifer normal saat istirahat memiliki tiga fase (triphasic), dengan aliran maju selama sistol, aliran balik pada diastol awal, dan komponen aliran maju yang lebih kecil pada diastolik akhir. Hilangnya aliran maju kedua (meninggalkan dua fase - 'bifasik') adalah bagian normal dari proses penuaan arteri. Hilangnya pembalikan aliran diastolik (satu fase atau 'monofasik') adalah karakteristik yang diterima secara luas untuk membedakan normal dari arteri perifer yang sakit, dan Pengukuran ABPI.

Prevalensi Penyakit Arteri Perifer (PAD) terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir salah satunya disebabkan dari meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) yang terkait dengan populasi yang menua. Diperkirakan bahwa &gt;200 juta orang menderita ...

ROAD ISM 38 - KOMPLIKASI EKSTREMITAS BAWAH PADA DIABETES DAMPAK PENYAKIT ARTERI PERIFER (PAD) DAN PENANGANANNYA

Tentang Webinar

Target Peserta

Tujuan Webinar

Kompetensi

Tanggal Pelaksanaan

No Kontak Penyedia Webinar

Konten Webinar

Ulasan Webinar dari Peserta