RS Akademik UGM

Manajemen Kesehatan

Spesifik Keprofesian

Perawat Vokasi Level 6

Ners Spesialis Keperawatan Jiwa

Ners

Perawat Vokasi

Dokter Spesialis Psikiatri

Dokter

Psikologi Klinis

Ners Spesialis Keperawatan Komunitas

Perawat Vokasi Level 5

Pengertian impulsive buying dan pinjaman daring

Faktor dan Aspek

Faktor dan aspek penyebab impulsive buying

Jenis Perilaku

Jenis perilaku impulsive buying dan pinjaman daring

Ciri Orang yang melakukan

Ciri orang yang melakukan impulsive buying

Intervensi scr medis

Intervensi secara medis

karakteristil individu

Karakteristik individu yang rentan melakukan perilaku impulsive buying dan pinjaman daring

dampak dan perilaku impulsive buying

Dampak dari perilaku impulsive buying terhadap peningkatan pinjaman daring

dinamika psikologis

Dinamika psikologis pelaku impulsive buying terhadap peningkatan pinjaman daring

asesmen

Asesmen yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku impulsive buying

intervensi psikologis

Intervensi Psikologis yang dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku impulsive buying terhadap peningkatan pinjaman daring

diskusi

Diskusi Interaktif

POST TEST

<p>Dampak impulsive buying terhadap peningkatan pinjaman daring merupakan fenomena yang semakin menarik perhatian di era digital saat ini. Saat ini hampir di semua kalangan usia terhubung dengan teknologi, sering kali terlibat dalam perilaku impulsive buying, terutama melalui platform e-commerce. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kebutuhan akan pinjaman daring untuk mendukung kebiasaan belanja. Impulsive buying seringkali dipicu oleh berbagai faktor, termasuk promosi penjualan dan emosi positif. Penelitian menunjukkan bahwa promosi yang menarik dapat meningkatkan emosi positif konsumen, yang pada gilirannya mendorong perilaku impulsive buying (Putri &amp; Andani, 2023; Adzqia, 2024). Misalnya, dalam konteks e-commerce seperti salah satu platform, promosi yang agresif dan atmosfer belanja yang menyenangkan dapat meningkatkan kecenderungan konsumen untuk melakukan impulsive buying (Nurilah, 2023; Masitoh et al., 2022). Hal ini sangat relevan bagi individu yang cenderung mencari pengalaman berbelanja yang menyenangkan dan memuaskan secara emosional. Kualitas layanan dan pengalaman pengguna di platform e-commerce juga berperan penting dalam memfasilitasi pembelian impulsif. Penelitian Ningsih (2023) dan Vidayat (2023) menunjukkan bahwa kualitas layanan yang baik dan promosi yang efektif dapat meningkatkan tingkat impulsive buying di kalangan konsumen. Dengan meningkatnya penggunaan kartu kredit dan metode pembayaran daring lainnya, hal tersebut membuat individu cenderung untuk mengambil pinjaman daring untuk memenuhi keinginan belanja impulsifnya (Ningsih, 2023). Hal ini menciptakan siklus dimana impulsive buying mendorong kebutuhan akan pinjaman, yang pada gilirannya dapat memperburuk masalah keuangan pribadi jika tidak dikelola dengan baik. Motivasi belanja hedonis juga berkontribusi pada perilaku impulsif ini. Penelitian menunjukkan bahwa motivasi untuk mendapatkan kesenangan dari berbelanja dapat menyebabkan peningkatan perilaku impulsif, terutama di kalangan mahasiswa dan remaja (Hidiani &amp; Rahayu, 2021; Ranasari &amp; Fajrianthi, 2021). Individu yang sering kali mencari pengalaman dan kesenangan dalam berbelanja, mungkin tidak sepenuhnya menyadari konsekuensi dari pembelian impulsifnya, yang dapat menyebabkan akumulasi dari pinjaman daring (Sugiono &amp; Tobing, 2022; Udiyana, 2023) dan berbagai konsekuensi psikologis. Dampak psikologis dari perilaku impulsive buying dapat dilihat dari beberapa aspek yang saling terkait, termasuk stres, kecemasan, dan dampak negatif terhadap kesejahtera psikologis. Impulsive buying seringkali dipicu oleh emosi positif yang muncul saat berbelanja, namun dapat berujung pada konsekuensi psikologis yang merugikan jika tidak dikelola dengan baik. Pertama, impulsive buying dapat menyebabkan perasaan bersalah dan stres setelah melakukan transaksi. Penelitian Anggriani et al. (2021) menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam impulsive buying sering kali mengalami penyesalan dan rasa bersalah, terutama jika pembelian tersebut tidak sesuai dengan anggaran. Rasa bersalah ini dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat stres, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan. Dalam konteks ini, individu yang sering menggunakan pinjaman daring untuk mendukung impulsive buying mengalami siklus stres yang berkelanjutan, karena harus menghadapi tanggung jawab finansial yang meningkat (Alam, 2023). Selanjutnya, kecemasan juga merupakan dampak psikologis yang signifikan dari impulsive buying. Kecemasan ini dapat muncul dari kekhawatiran tentang kemampuan untuk membayar pinjaman yang dihasilkan dari impulsive buying, serta ketidakpastian mengenai masa depan finansial (Prameswari, 2022). Penelitian Riada (2023) menunjukkan bahwa individu yang terjebak dalam siklus impulsive buying dan pinjaman sering kali mengalami kecemasan yang tinggi, yang dapat mengganggu kesejahteraan psikologis secara keseluruhan. Kecemasan ini dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental yang lebih serius jika tidak ditangani dengan baik. Selain itu, dampak psikologis dari impulsive buying juga dapat mencakup penurunan kesejahteraan psikologis. Kesejahteraan psikologis mencakup aspek-aspek seperti kepuasan hidup, rasa memiliki tujuan, dan kemampuan untuk mengatasi stres. Ketika seseorang terjebak dalam perilaku impulsive buying, maka Ia akan kehilangan fokus pada tujuan jangka panjang dan mengalami penurunan kepuasan hidup (Kosasih, 2022). Hal ini dapat menyebabkan perasaan kosong dan ketidakpuasan yang lebih besar, yang pada akhirnya dapat memperburuk kondisi mental (Rifayanti et al., 2021). Berdasarkan berbagai penelitian yang dijelaskan, dampak psikologis dari impulsive buying adalah isu yang kompleks dan memerlukan perhatian serius. Dengan meningkatnya penggunaan pinjaman daring untuk mendukung perilaku impulsive buying, penting bagi individu untuk menyadari konsekuensi psikologis yang mungkin timbul dan mencari cara untuk mengelola perilaku belanja dengan lebih baik. Literasi pinjaman daring dan dukungan psikologis dapat menjadi langkah penting dalam membantu individu mengatasi tantangan yang dihadapi.</p>

Dampak impulsive buying terhadap peningkatan pinjaman daring merupakan fenomena yang semakin menarik perhatian di era digital saat ini. Saat ini hampir di semua kalangan usia terhubung dengan teknologi, sering kali terlibat dalam perilaku impulsive buy...

Dampak Psikologis Impulsive Buying terhadap Peningkatan Pinjaman Daring Angkatan 1

Dampak Psikologis Impulsive Buying terhadap Peningkatan Pinjaman Daring Angkatan 1

Tentang Webinar

Target Peserta

Tujuan Webinar

Kompetensi

Tanggal Pelaksanaan

No Kontak Penyedia Webinar

Konten Webinar

Ulasan Webinar dari Peserta