Penyakit stroke adalah problem yang cukup besar di Indonesia, salah satunya adalah gangguan gerak, pasien mengalami gangguan atau kesulitan saat berjalan karena mengalami gangguan pada kekuatan otot dan keseimbangan tubuh atau bisa dikatakan dengan imobilisasi Stroke adalah cedera otak yang didapat yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah atau suplai darah yang tidak memadai sehingga menyebabkan infark atau perdarahan pada parenkim otak. Insiden stroke pada usia yang ke 80-90 tahun adalah 300 per 10.000 per penduduk, dimana mengalami peningkatan 100 kali lipat dibandingkan dengan insiden stroke pada usia 30-40 tahun sebesar 3 per 10.000 penduduk Stroke iskemik disebabkan oleh adanya penyumbatan akibat gumpalan aliran darah, baik sumbatan itu karena trombosis atau embolik di bagian otak (Black & Hawks, 2014). Stroke terjadi ketika aliran darah pada lokasi tertentu di otak terganggu sehingga suplai oksigen juga terganggu (Tarwoto, 2013) dan menyebabkan kematian jaringan pada otak (Septiyani, 2016). Menurut data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk. Stroke juga merupakan salah satu penyakit katastropik dengan pembiayaan tertinggi ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, yaitu mencapai Rp5,2 triliun pada 2023. Berdasarkan latar belakang di atas pembicara berharap untuk peserta lebih mengeksplorasi lebih jauh tentang “Time management pemberian terapi trombolitik, antikoagulan dan antiplatelet pada tatalaksana stroke iskemik”.
Meningkatkan pemahaman peserta mengenai pentingnya terapi trombolitik, antikoagulan dan antiplatelet. • Memfasilitasi diskusi antara tenaga medis dan tenaga kesehatan terkait pendekatan terpadu yang efektif dalam menangani masalah stroke iskemik.
Meningkatkan pemahaman peserta mengenai pentingnya terapi trombolitik, antikoagulan dan antiplatelet. • Memfasilitasi diskusi antara tenaga medis dan tenaga kesehatan terkait pendekatan terpadu yang efektif dalam menangani masalah stroke iskemik.