Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto

Peningkatan Kinerja Organisasi

Semua Profesi Lainnya

Semua Profesi Nakes

Kebijakan dan Strategi Nasional

Evaluasi Kebijakan Strategi Nasional

Konsep Surveilans Difteri

Evaluasi Konsep Surveilans Epidemiologi

Program Imunisasi Difteri

Evaluasi Program Imunisasi

Evaluasi Akhir Konsep Surveilans Difteri

Penemuan Kasus Difteri

Evaluasi Penemuan Kasus

Pelacakan Kontak

Evaluasi Pelacakan Kontak

Evaluasi Akhir Penemuan Kasus Difteri

Pengambilan Spesimen

Evaluasi Pengambilan Spesimen

Pengepakan Spesimen

Evaluasi Pengepakan Spesimen

Evaluasi Akhir Pengelolaan dan Pengiriman Spesimen Kasus Difteri

Pengelolaan dan Pengiriman Spesimen Kasus Difteri

Pencatatan dan Pelaporan

Evaluasi Pencatatan dan Pelaporan

Analisis Data dan Rekomendasi

Evaluasi Analisa Data dan Rekomendasi

Evaluasi Akhir Pencatatan, Pelaporan, dan Analisa Data Kasus Difteri

Pencatatan, Pelaporan, dan Analisa Data Kasus Difteri 

Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon

Evaluasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon

Penanggulangan KLB Difteri

Evaluasi Akhir Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon dan Penanggulangan KLB Difteri

Evaluasi Penanggulangan KLB Difteri

Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dan penanggulangan KLB Difteri 

Final Quiz

Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang mengancam dunia. Difteri adalah salah satu penyakit yang sangat menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae, dengan satu-satunya reservoir dari bakteri tersebutadalah manusia. Pada tahun 2021, tercatat sebanyak 8.638 kasus dan 2.006 kasus diantaranya (23%) berasal dari negara-negara anggota WHO South East Asian Region (WHO-SEAR). Jumlah kasus Difteri di Indonesia, dilaporkan sebanyak 235 kasus pada tahun 2021 (12% dari total kasus SEAR), kemudian jumlah kasus meningkat menjadi540 pada tahun 2022.Surveilans Difteri adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus berdasarkan data dan informasi tentang kejadian penyakit Difteri serta kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan serta penularan penyakit Difteri untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan Difteri secara efektif dan efisien. Kegiatan surveilans dilaksanakan di semua tingkatkan Administrasi Pemerintah yaitu tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan juga di Rumah Sakit dan Puskesmas. Keberhasilan upaya penanggulangan penyakit Difteri perlu diperkuat oleh pengembangkan kompetensi pada SDM kesehatan setiaptingkatan.Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto sebagai unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan, berupaya adaptif mengikuti perkembangan teknologi dan digitalisasi dalam meningkatkan perannya dalam menyelenggarakan pelatihan. Salah satunya dengan menyelenggarakan pelatihan berbasis Massive Open Online Course (MOOC). Sesuai dengan artinya MOOC merupakan metode belajar mandiri yang dapat diikuti oleh peserta dalam jumlah yang besar, bersifat online, dan waktu pembelajaran dapat fleksibel mengikuti waktu luang peserta. Besarnya tenaga surveilans atau tenaga kesehatan yang perlu untuk menjelaskan pelaksanaan surveilans difteri maka penting untuk dibuat MOOCSurveilans Difteri yang mudah diakses oleh seluruh masyarakat baik tenaga kesehatan maupun non kesehatan dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit difteri di Indonesia.

Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang mengancam dunia. Difteri adalah salah satu penyakit yang sangat menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri cory...

MOOC Pelatihan Dasar Surveilans Difteri Bagi SDM Kesehatan Angkatan 1

MOOC Pelatihan Dasar Surveilans Difteri Bagi SDM Kesehatan Angkatan 1

Tentang Pelatihan

Target Peserta

Tujuan Pelatihan

Kompetensi

Tanggal Pelaksanaan

No Kontak Penyedia Pelatihan

Konten Pelatihan

Ulasan Pelatihan dari Peserta