Kesehatan mental merupakan berkembangnya segala aspek secara optimal baik dari segi fisik, intelektual, maupun emosional seseorang. Tidak hanya itu, perkembangan tersebut juga harus selaras dengan perkembangan orang lain sehingga seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Jika fungsi atau gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, kemauan, sikap, persepsi, pandangan, dan keyakinan hidup dapat teratur dengan baik, maka akan terhindar dari perasaan negatif seperti ragu, gundah, gelisah, dan konflik batin. Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat mengontrol diri, memperlihatkan kecerdasan, berperilaku dengan menimbang perasaan orang lain, serta hidup bahagia. Ciri-ciri individu yang sehat mentalnya yaitu mengarah kepada sifat-sifat yang positif misalnya kesejahteraan psikologis serta memiliki watak kuat dan baik.
Ibu hamil merupakan kelompok yang rentan terkena masalah kesehatan mental karena perubahan yang dialami pada berbagai tahapan yang mempengaruhi kesehatan mentalnya. Hampir satu dari lima wanita hamil terkena masalah kesehatan mental selama periode pre-natal dan post-partum.
Wanita hamil cenderung mengalami peningkatan kecemasan yang dapat mengakibatkan pada gangguan psikologis diantaranya kecemasan, stress, insomnia, depresi ataupun post traumatic stress disorder. Gangguan kesehatan psikologis selama kehamilan meningkatkan risiko pada janin berupa perkembangan janin yang buruk, kelahiran prematur, ataupun BBLR. Faktor yang mendasarinya yaitu akses pelayanan kesehatan terbatas, kurangnya dukungan sosial dari berbagai pihak, dan kekhawatiran akan kesehatan dirinya dan janin apabila tertular penyakit. Dukungan sosial membantu wanita hamil menghadapi stresor kehidupan mereka.
Sebuah studi di Cina menggambarkan sebanyak 5.3% ibu hamil mengalami gejala depresi, 6,8 % mengalami kecemasan, 2,4% mengalami ketidaknyamanan fisik, 2,6 % mengalami insomnia, dan 0,9 % mengalami Post? Traumatic Stress Disorder (PTSD) dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, wanita yang hamil mungkin memiliki lebih banyak kesempatan untuk kontak dengan tenaga kesehatan walaupun tetap masih sangat terbatas pada pandemik ini. Periode kehamilan dan persalinan pada wanita menempatkan mereka pada kondisi yang rentan terjadinya gangguan psikologis, meskipun postpartum blues dan depresi telah jauh ada sebelum pandemik. Wanita hamil dan janinnya merupakan populasi berisiko tinggi selama wabah penyakit menular. Penelitian yang dilakukan di sebuah rumah sakit New York City yang sudah terafiliasi selama 2 minggu dari 13 Maret 2020 hingga 27 Maret 2020 menemukan sebanyak 43 wanita hamil yang dinyatakan positif COVID 19, dengan 14 orang tanpa gejala dan 29 orang dengan gejala. Temuan klinis pada wanita hamil dengan COVID 19 bisa jadi atipikal dengan suhu normal dan leukositosis.
Perkiraan prevalensi di negara maju sekitar 12% wanita memenuhi kriteria untuk salah satu gangguan kejiwaan berikut selama kehamilan dan pascapersalinan: gangguan depresi mayor, episode manik, gangguan kecemasan umum, fobia sosial, fobia spesifik. Masalah kesehatan mental selama periode pre-natal juga bervariasi menurut kehamilan. Sementara itu satu studi menemukan bahwa prevalensi kecemasan pre-natal yang dinilai oleh Rumah Sakit dan Skala Depresi Kecemasan (HADS) serupa di tiga trimester, yang lain mencatat prevalensi depresi pre-natal. Itu jauh lebih tinggi pada usia 12 – 16 minggu (6,1%) dibandingkan pada trimester ketiga (4,4%).
Seruan Organisasi Internasional Kesehatan Dunia (WHO) yang berjudul "Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan mental" menyoroti pentingnya masalah kesehatan mental dan beban utama mereka pada negara-negara dengan sumber daya terbatas dengan anggaran perawatan kesehatan yang terbatas. Kesehatan mental ibu memerlukan definisi yang jelas dari setiap faktor yang relevan untuk membantu penyedia layanan kesehatan mengembangkan rencana perawatan pencegahan yang efektif.
Perinatal Mental Health Project (PMHP) diluncurkan pada tahun 2002 untuk mengatasi tingginya tingkat tekanan mental di antara wanita hamil. Ibu yang mengalami kesusahan layanan ini terdiri dari tiga komponen utama: Skrining, Konseling dan Psikiatri. PMHP juga memberikan pelatihan bagi pekerja kesehatan dan masyarakat, melakukan penelitian untuk membantu meningkatkan pemberian layanan, dan berpartisipasi dalam upaya advokasi. PMHP percaya bahwa "Merawat Ibu adalah Merawat Masa Depan". Visi PMHP adalah agar semua wanita memiliki akses ke layanan kesehatan mental ibu berkualitas tinggi dan mengintegrasikannya ke dalam layanan kebidanan rutin. Untuk mencapai visi ini, PMHP telah bermitra dengan Kementerian Kesehatan, serta dengan masyarakat sipil, organisasi internasional, dan lembaga akademis. Tujuan jangka panjang PMHP adalah untuk menyediakan model kesehatan mental ibu dengan alat dan strategi yang efektif untuk mitra dan lembaga yang dapat meningkatkan layanan kesehatan mental ibu di seluruh negeri.
Dampak kesehatan mental ibu pada perkembangan anak dimulai pada saat pembuahan, tetapi penelitian di bidang kesehatan mental pre-natal baru mendapatkan momentum dalam beberapa tahun terakhir. Literatur yang ada terutama berfokus pada gangguan kejiwaan umum seperti depresi dan kecemasan. Semakin banyak bukti juga menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental pre-natal dapat menjadi awal dari masalah kesehatan mental berikutnya dalam kehidupan wanita.
Wanita hamil menjadi kelompok rentan mengalami masalah kesehatan psikologis status sosial ekonomi dan kualitas perkawinan adalah faktor risiko paling penting untuk mengganggu kesehatan mental wanita hamil. Kesehatan wanita hamil juga menjadi faktor yang penting juga terhadap kesehatan anak yang dikandungnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerjasama banyak pihak dalam rangka meningkatkan kesehatan mental ibu hamil.
peserta lebih memahami bagaimana cara melakukan manajemen kesehatan mental pada ibu hamil agar mengurangi tingkat kecemasan yang di alami oleh ibu hamil
1. Kesehatan mental pada ibu hamil tentang faktor resiko, dampak psikologis, dan pencegahannya.
2. Memahami tatalaksana kehamilan dan persalinan pada pasien dengan gangguan kesehatan mental
3. Memahami dan Melakukan terapi Komplementer salah satunya Hypnotherapy untuk mengurangi kecemasan pada ibu hamil.