Pusdiklat PKU Muhammadiyah

Semua Profesi Nakes

Semua Profesi Lainnya

Deteksi Dini, Diagnosis dan Tatalaksana Anemia pada Kehamilan

Asuhan Keperawatan Anemia pada Kehamilan

Asuhan Kebidanan Anemia pada Kehamilan

Kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9% (menurut Kemenkes RI tahun 2019). Kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia dan menunjukkan angka mendekati masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas prevalensi anemia lebih dari 40% (Kemenkes RI, 2013). Anemia bukan hanya berdampak pada ibu, melainkan juga pada bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan kemungkinan besar mempunyai cadangan zat besi yang sedikit atau bahkan tidak mempunyai persediaan sama sekali, sehingga akan mengakibatkan anemia pada bayi yang dilahirkan. Dampak anemia pada ibu hamil dapat diamati dari besarnya angkat kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin,serta peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah.Anemia berhubungan dengan malnutrisi yang merupakan dampak multifaktor dan interaksi antara konsumsi makanan serta kejadian infeksi. Resiko anemia bervariasi sepanjang hidup, tetapi ada beberapa periode rentan yang lebih besar dalam kehidupan. Variasi tersebut karena perubahan cadangan zat besi, tingkat konsumsi zat besi, kebutuhan atau kerana kehilangan zat besi. Anak balita,ibu hamil dan ibu hamil merupakan kelompok rentan anemia.Kekurangan hemoglobin dapat menyebabkan metabolisme tubuh dan sel-sel saraf tidak bekerja secara optimal, menyebabkan pula penurunan percepatan inpuls saraf, mengacaukan system reseptor dopamine. Pada anak anemia dapat menurunkan gairah belajar, lesu dan penurunan daya tahan tubuh.Zat besi yang tidak mencukupi akan memicu anemia. Ibu hamil perempuan umumnya memiliki risiko lebih tinggi terkena anemia dikarenakan ibu hamil perempuan yang telah mulai mengalami menstruasi bulanan sehingga asupan makanan yang rendah zat besi dapat memicu anemia.Anemia defisiensi besi pada maternal dapat menyebabkan gangguan kinerja fisik, kesulitan bernapas, kelelahan, palpitasi, kesulitan tidur, penurunan kinerja kognitif, dan perilaku serta depresi postpartum. Anemia pada kehamilan berhubungan dengan peningkatan risiko preAnemia, perdarahan pasca salin, infeksi, dan lama rawat inap. Anemia defisiensi besi terjadi pada 75% kasus anemia akibat defisiensi nutrisi. Tingginya prevalensi defisiensi zat besi dan mikronutrien lain selama kehamilan di negara berkembang masih menjadi masalah, dan anemia masih menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal yang cukup sering.Berdasarkan fakta tersebut, maka pendeteksian dini terhadap faktor risiko kejadian Anemia perlu dilakukan. Oleh karena itu, kami mengadakan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan keterampilan tentang Bahaya Anemia Pada Kehamilan. Selain itu, kami juga bermaksud untuk membangun tali silaturahmi antar seluruh praktisi kesehatan, tenaga pendidik, dan masyarakat umum di seluruh wilayah Indonesia

Kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9% (menurut Kemenkes RI tahun 2019). Kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia dan menunjukkan angka mendekati masalah keseh...

Webinar Bahaya Anemia pada Kehamilan

Tentang Webinar

Target Peserta

Tujuan Webinar

Kompetensi

Tanggal Pelaksanaan

No Kontak Penyedia Webinar

Konten Webinar

Ulasan Webinar dari Peserta