RSUP Dr. Sardjito

Spesifik Keprofesian

Semua Profesi Nakes

Pegawai Kementerian Kesehatan

DOSEN

LAINNYA

Materi Diagnostic Accuracy of Fecal Calprotectin in Management of Inflammatory Bowel Disease (IBD)

Diagnostic Accuracy of Fecal Calprotectin in Management of Inflammatory Bowel Disease (IBD)

Materi Laboratory Aspect of Inflammatory Bowel Disease (IBD) : Focus on Fecal Calprotectin

Laboratory Aspect of Inflammatory Bowel Disease (IBD) : Focus on Fecal Calprotectin

Perkembangan pemeriksaan laboratorium tidak pernah berhenti setiap tahunnya. Setiap tahun selalu ada pemeriksaan baru ataupun metode baru muncul di bidang laboratorium. Akan tetapi pemakaian dan pemahaman mengenai interpretasi hasil laboratorium seringkali tidak sejalan dengan berkembangnya pemeriksaan laboratorium, sehingga masih banyak para klinisi menggunakan metode atau cara yang lama untuk menangani pasiennya. Laboratorium Klinik Prodia peduli terhadap kondisi ini. Oleh sebab itu Prodia sebagai The Centre Of Excellencemempunyai beberapa sarana, khususnya untuk para klinisi, agar perkembangan informasi dan interpretasi laboratorium dapat tersampaikan.&nbsp;&nbsp;Inflammatory Bowel Disease (IBD) adalah sekelompok kondisi kronis yang ditandai dengan peradangan pada saluran pencernaan. IBD terdiri dari dua penyakit utama, yaitu Crohn's disease dan ulcerative colitis. Crohn's disease dapat mempengaruhi seluruh bagian dari saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga anus, sedangkan ulcerative colitis biasanya terbatas pada kolon dan rektum. Kedua kondisi ini menyebabkan berbagai gejala yang signifikan seperti diare berdarah, nyeri perut, dan penurunan berat badan yang signifikan, serta dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.&nbsp;Di Indonesia, prevalensi IBD terus meningkat meskipun masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Barat. Berdasarkan data terbaru, kasus IBD di Indonesia diperkirakan mencapai beberapa ribu pasien, dengan peningkatan yang signifikan dalam dekade terakhir. Peningkatan prevalensi ini dapat disebabkan oleh perubahan gaya hidup, pola makan, dan faktor lingkungan yang semakin mendekati negara-negara industri. Meskipun demikian, kurangnya kesadaran dan fasilitas diagnostik yang memadai membuat banyak kasus IBD di Indonesia belumterdeteksi atau terlambat didiagnosis.&nbsp;Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi klinisi dalam menangani pasien dengan gejala gastrointestinal adalah membedakan antara IBD dan Irritable Bowel Syndrome (IBS). IBS adalah gangguan fungsi pencernaan yang ditandai dengan gejala yang mirip dengan IBD seperti nyeri perut dan perubahan pola buang air besar, namun tanpa adanya peradangan yang terlihat pada pemeriksaan endoskopi. Karena gejala yang tumpang tindih ini, sering kali sulit bagi klinisi untuk menentukan diagnosis yang tepat hanya berdasarkan gejala klinis. Oleh karena itu, pemeriksaan tambahan seperti fecal calprotectin menjadi sangat penting dalam proses diagnostik.&nbsp;Fecal calprotectin adalah protein yang ditemukan dalam jumlah tinggi di feses pasien dengan peradangan usus, dan digunakan sebagai biomarker untuk membantu membedakan antara IBD dan IBS. Pemeriksaan fecal calprotectin dapat dilakukan dengan analisis sampel tinja dan memberikan indikasi adanya peradangan usus. Nilai calprotectin yang tinggi biasanya menunjukkan IBD, sedangkan nilai yang normal atau rendah lebih mendukung diagnosis IBS. Penggunaan fecal calprotectin sebagai alat diagnostik non-invasif membantu klinisi dalam mengurangi kebutuhan pemeriksaan endoskopi yang lebih invasif, sehingga mempercepat proses diagnosis dan pengobatan pasien.Fecal Calprotectin merupakan pemeriksaan non invasif sederhana yang dilakukan dengan menggunakan sampel feses pasien untuk mengukur konsentrasicalprotectin.&nbsp;Konsentrasi calprotectin merupakan penanda inflamasi saluran cerna dan dengan demikian dapat digunakan bersama penilaian klinis pasien untuk menentukan apakah pasien mengalami/memiliki Irritable Bowel Syndrom (IBS) atau Inflamantory Bowel Disease (IBD).&nbsp;Pemanfaatan pemeriksaan laboratorium dirasa sangatlah penting agar diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat dapat diberikan guna menciptakan generasi penerus bangsa yangsehat dan cerdas. Oleh karena itu bulan Juni 2024 ini, kami berencana akan mengadakan RTD dengan topik&nbsp;“The Role of Fecal Calprotectin in Investigating Inflammatory Bowel Disease”. Besar harapan kami dengan terlaksananya program ini, dapat menjadi wadah untuk mempertemukan klinisi dengan Penyedia Jasa Layanan Kesehatan (Laboratorium Klinik Prodia) agar tercipta komunikasi yang selaras antara perkembangan ilmu kedokteran dan perkembangan pemeriksaan laboratorium.&nbsp; Seminar The Role of Fecal Calprotectin in Investigating Inflammatory Bowel Disease akan diselenggarakan pada:Hari/Tgl : Sabtu, 22 Juni 2024Waktu : Pukul 09.00 – 12.30 WIBTempat : Luxury Malioboro Hotel Yogyalarta&nbsp;Narahubung : Dian Kristiawati ( 0878 2370 2600 ) Kriteria Peserta yang bisa mendapatkan Sertifikat dan SKP<ul><li>Terdaftar sebagai peserta/melakukan registrasi kepada panitia</li><li>Peserta wajib mempunyai akun Plataran sehat</li><li>Pada tgl 22 Juni 2024 tidak sedang mengikuti pembelajaran lain di Plataran sehat.</li><li>Mengakses Pembelajaran di plataran sehat pada tanggal pelaksanaan sampai selesai.</li><li>Mengisi evaluasi penyelenggaraan pembelajaran</li><li>Mengisi rating dan ulasan pembelajaran</li><li>Sertifikat seminar bisa diunduh di Plataran sehat jika peserta menyelesaikan pembelajaran (setelah selesai proses penandatanganan)</li></ul>

Perkembangan pemeriksaan laboratorium tidak pernah berhenti setiap tahunnya. Setiap tahun selalu ada pemeriksaan baru ataupun metode baru muncul di bidang laboratorium. Akan tetapi pemakaian dan pemahaman mengenai interpretasi hasil laboratorium sering...

Seminar The Role of Fecal Calprotectin in Investigating Inflammatory Bowel Disease

Seminar The Role of Fecal Calprotectin in Investigating Inflammatory Bowel Disease

Tentang Seminar

Target Peserta

Tujuan Seminar

Kompetensi

Tanggal Pelaksanaan

Konten Seminar

Ulasan Seminar dari Peserta