Kecemasan dan depresi merupakan gangguan mental yang nyata dan umum terjadi sekarang ini. Data WHO tahun 2019 menyebutkan bahwa gangguan kecemasan merupakan gangguan mental paling umum di dunia, yang memengaruhi 301 juta orang, dan lebih dari 264 juta orang di seluruh dunia mengalami depresi. Sedangkan data nasional berdasarkan Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi depresi untuk seluruh usia sebesar 1.4% dengan prevalensi tertinggi di Provinsi Jawa Barat dan terendah di Bali. Untuk prevalensi gangguan cemas belum ada data yang pasti di Indonesia. Namun gangguan cemas menyeluruh masih menjadi penyakit gangguan psikiatrik yang banyak ditemui di poliklinik. Depresi dan kecemasan adalah dua hal yang berbeda. Seseorang yang depresi memiliki suasana hati yang buruk atau hilangnya kesenangan atau minat terhadap aktivitas dalam jangka waktu yang lama dan merasa dirinya tidak berdaya, sedangkan kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tetapi belum mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh dan perilaku dapat terganggu, tetapi masih dalam batas-batas normal. Pasien gangguan cemas menyeluruh biasanya memiliki komorbiditas dengan gangguan mental lainnya seperti gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stress pasca trauma dan gangguan depresi berat. Sekitar 50% penderita gangguan cemas menyeluruh menderita gangguan depresi mayor yang berkaitan dengan percobaan bunuh diri. Merujuk pada data SKI 2023 terkait depresi, potensi orang yang mengalami depresi 36 kali lebih besar untuk melakukan bunuh diri dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami depresi. Gangguan kecemasan berkaitan erat dengan dan dipengaruhi oleh kesehatan fisik. Gangguan kecemasan sering terjadi bersamaan dengan berbagai gangguan medis umum, termasuk penyakit fisik. Pasien dengan penyakit fisik juga dapat mengalami gangguan kecemasan karena kesulitan yang terkait dengan pengelolaan kondisi mereka. Kecemasan yang berlarut-larut dapat menyebabkan gangguan fisik, sosial, dan psikologis yang serius, menghambat kemampuan individu untuk berfungsi dengan baik dalam kehidupan seharihari. Ketidakberdayaan dan keputusasaan sering kali muncul sebagai respons terhadap perasaan terperangkap atau kehilangan kontrol atas situasi hidup yang tidak menentu, memperburuk kualitas hidup pasien secara keseluruhan. Gangguan kecemasan dan depresi merupakan hasil dari interaksi kompleks faktor sosial, psikologis, dan biologis. Aspek neurobiologi mengalami perubahan dan terjadi sejumlah respon pada kondisi stres dan depresi. Sehingga penggunaan psikofarmaka merupakan hal yang sangat fundamental dalam penanganan gangguan cemas maupun depresi. Pendekatan terapeutik yang melibatkan kombinasi dari terapi psikologis, dukungan sosial, serta pendekatan medis dapat membantu pasien mengelola perasaan mereka dan mengatasi tantangan mental yang mereka hadapi. Hipnoterapi adalah salah satu metode psikoterapi yang menggunakan teknik hipnosis untuk membantu individu mencapai keadaan relaksasi mendalam dan fokus yang terarah. Tujuan hipnoterapi adalah untuk mengakses alam bawah sadar seseorang, tempat terbentuknya mana banyak pola pikir dan perilaku yang mendasari. Dengan mengubah pola pikir yang tertanam di alam bawah sadar, diharapkan terjadi perubahan positif dalam perilaku dan perasaan sehingga membantu pasien mengatasi berbagai masalah psikologis dan emosional, seperti kecemasan, stres, fobia, dan kebiasaan buruk. Melalui webinar ini, peserta diharapkan mampu memahami secara mendalam mengenai gangguan cemas dan depresi, sehingga lebih peka dalam mendeteksi adanya gangguan tersebut dalam praktek sehari - hari. Peserta juga diharapkan dapat mengelola pasien dengan gangguan cemas dan depresi dan merujuknya ke profesional terkait jika memerlukan penanganan lebih lanjut.

• Tujuan Umum:

setelah mengikuti kegiatan webinar diharapkan peserta mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai gejala depresi dan cemas, serta penanganannya

• Tujuan Khusus

1. Meningkatkan pengetahuan mengenai deteksi dini dan faktor resiko gangguan cemas dan depresi
2. Meningkatkan pengetahuan mengenai proses neurobiologi dan peran brain-gut axis pada pasien cemas dan depresi, dan penggunaan psikofarmaka
3. Meningkatkan pengetahuan tentang psikoterapi suportif dan peran hipnoterapi dalam mengatasi gejala cemas dan depresi
4. Memahami asuhan keperawatan terintegrasi pada klien dengan gangguan cemas dan depresi yang mengalami kondisi medis fisik

1. Peserta mampu memahami Overview Gangguan Cemas dan Depresi 
2. Peserta mampu memahami Aspek Neurobiologi dan Psikofarmaka
3. Peserta mampu memahami Hipnoterapi pada gangguan cemas dan depresi 
4. Peserta mampu memahami Asuhan Keperawatan Cemas dan Depresi pada Klien dengan Kondisi Medis Fisik